SEBELUM menguraikan lebih jauh, ada baiknya kita mulai dari pengamatan wartawan kami atas Cherrybelle selama beberapa waktu terakhir.
Pertama dalam acara Karnaval SCTV di Bandung pada Minggu, 11 Maret. Saat hendak mewawancara dan minta foto pada Cherrybelle, wartawan situs ini mendapati personel girlband ini hanya bertujuh, minus Devi dan Wenda.
Setelah berpose cuma bertujuh, tak lama Wenda dan Devi muncul, lalu mereka berpose lagi dengan formasi lengkap: Angel, Anisa, Cherly, Christy, Devi, Felly, Gigi, Ryn, dan Wenda.
Kejadian berikutnya saat jumpa pers film debut mereka, Love Is U di Planet Hollywood, Jakarta, pada 26 Maret lalu. Saat jumpa pers, di tengah kerumunan wartawan, ketika seluruh anggota Cherrybelle diminta meneriakkan yel-yel mereka, Cherrybelle tampak kurang kompak. Wenda dan Devi terlihat tak bersemangat, sampai-sampai MC jumpa pers harus meminta para Chibi mengulangi yel mereka.
Kejadian ketiga saat acara ultah ke-19 ANTV di Mata Elang International Stadium (MEIS), Jakarta Utara, pada 30 Maret. Wartawan situs ini mendapati, di parkiran mobil tempat itu, Wenda dan Devi tak seiring sejalan dengan 7 personel lain. Wenda dan Devi tidak pulang bareng dengan 7 personel yang lain.
Ibarat puzzle, segala kejadian janggal yang dilihat wartawan kami kemudian menemukan jawabnya saat jumpa wartawan “Ada Apa dengan Cherrybelle?” di SCTV pada Kamis (12/4) kemarin: Wenda dan Devi bukan lagi bagian dari Cherrybelle. Pihak manajemen telah mengeluarkan mereka dan siap mengaudisi calon personel baru menggantikan mereka.
Seperti diceritakan wartawan situs ini, ke-9 personel Cherrybelle baru diberitahu resmi Wenda dan Devi dikeluarkan dua hari sebelumnya, saat manggung di Kalimantan. (Walau selama ini rumor Devi dan Wenda bakal hengkang sudh kencang di dunia maya sampai dikonfirmasi oleh Dedy Corbuzier di acara Hitam Putih segala.)
Kepada wartawan dan publik, pihak manajemen mengatakan alasan resmi Devi dan Wenda hengkang karena tak sesuai lagi dengan konsep Cherybelle. Sejak dibentuk 27 Februari 2011, dikatakan Dino Raturandang, salah satu produser Chibi, Cherrybelle disiapkan bukan hanya sebagai girlband tapi juga menjadi brand dengan konsep yang matang. Ada tiga konsep Cherybelleyang diurai Dino: 1) fun and teen girl (gadis remaja dan ceria); 2) singing and dance skill (mampu menyanyi dan menari); serta 3) good looking with aura star (rupawan serta memiliki aura kebintangan).
Manajemen menyimpulkan, Wenda dan Devi tak lagi sesuai dengan tiga konep Cherrybelle di atas. “Kami memutuskan mengganti karena Wenda dan Devi sudah beranjak dewasa. Sudah menjadi wanita, sehingga sulit mengikuti konsep Chibi,” kata Teguh, produser Cherrybelle lainnya.
Sudah menjadi wanita dewasa? Tidakkah alasan ini dibuat-dibuat?
Memang iya, Wenda dan Devi paling tua di antara personel lain—Devi 24 tahun, Wenda 22 tahun. Tapi, di bawah Wenda dan Devi ada 4 personel lain yang tahun ini juga segera beranjak jadi “wanita dewasa”. Angel, Anisa, Christy, dan Felly sama-sama berusia 21 tahun saat ini. Apa begitu beranjak 22 tahun, mereka juga digusur?
Hanya manajemen yang tahu jawabnya. Sebab, mengadopsi pembentukan girlband dan boyband di Korea sana, Cherybelle terbentuk bukan setelah para personelnya saling kenal lalu sepakat bikin girlband, tapi produsernya yang mengaudisi calon anggota. Yang lolos audisi, jadi personel girlband. Ibarat karyawan, mereka “bekerja” pada majikan sang pemilik merek/brand. Majikan yang menentukan nasib mereka.
Industri hiburan tanah air kiwari rupanya sudah memungkinkan mencetak idola dengan cara begini. Selain Cherrybelle, ada sejumlah girlband dan boyband yang dibentuk dengan pola persis Cherrybelle. Girlband Princess milik Kevin Aprillio, pentolan Vierra. Andika The Titans membidani kelahiran Mikki Minni. Sunu Matta Band menggagas Dragon Boyz. NSG Star juga dibentuk dengan pola seperti itu.
Jika menengok sampai 10 tahun lalu, rasanya sulit membayangkan hal ini terjadi. Dulu, group vokal biasanya terdiri atas keluarga, kakak-beradik. Sedang band, umumnya terbentuk dari personelnya yang datang dari sekolah, satu kompleks perumahan, atau teman main bareng.
Masalahnya, bila pola pembentukan girlband sudah mengikuti gaya Korea, apa masyarakatnya sudah bisa menerima bongkar pasang personel?
Ini poin penting untuk dicermati. Sebab, di Korea sendiri, bongkar pasang personel girlband/boyband jarang sekali terjadi. Sebab, tidak seperti idol group macam AKB48 yang mengenal istilah “lulus”, tak demikian dengan girlband/boyband.
Memang, merek atau brand milik sang produser. Tapi di mata fans, personel yang kelihatan dan masing-masing punya fans. Tengok saja Cherrybelle, masing-masing personel punya fans setia. Saat Wenda dan Devi dikeluarkan yang paling sedih tentu fans setia mereka berdua. Jika Wenda dan Devi membentuk girlband/duo baru, penggemar mereka bakal tetap setia. Hal ini terjadi pada JYJ yang merupakan pecahan TVXQ.
Oleh karena itu, sebaiknya, apa yang terjadi pada Cherrybelle tak sepatutnya terjadi. Bisakah Anda membayangkan Super Junior tanpa Siwon, atau SNSD tanpa YoonA dan Yuri? Saya yakin, SM Entertainment berpikir seribu kali memecat personel girlband dan boyband yang mereka naungi.
Seharusnya, demikian pula dengan manajemen Cherrybelle. Saya tak bisa membayangkan bila akhir tahun ini, misalnya, Angel, Anisa, Christy, dan Felly didepak dari Cherrybelle karena sudah beranjak jadi “wanita dewasa.” Semoga saja tak terjadi…
(ade/ade)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar